Assalamualaikum
Welcome to my web
Artikel penyakit
tetanus
PENGERTIAN,
PENYEBAB, GEJALA dan PENCEGAHAN/PENGOBATAN TETANUS
1. Defenisi
Tetanus yang juga dikenal dengan lockjaw,
merupakan penyakit yang disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin
yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan
otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Kitasato merupakan orang
pertama yang berhasil mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena
tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi
yang spesifik. Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein
yang berarti menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot
tonik dan hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum,
melengkungnya punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis
pernapasan.
2.
Karakteristik Clostridium tetani
C. tetani termasuk dalam bakteri Gram positif,
anaerob obligat, dapat membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Spora yang
dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan antiseptik.[3]
Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten
terhadap fenol dan agen kimia lainnya. Bakteri Clostridium tetani ini banyak
ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah
pertanian. Umumnya, spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran
penceranaan serta feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan
ayam. Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan
neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai racun yang menyerang bagian
sistem saraf). C. tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin
dan tetanospasmin. Fungsi dari tetanoysin tidak diketahui dengan pasti, namun
juga dapat memengaruhi tetanus.Tetanospasmin merupakan toksin yang cukup kuat.
3.
Patogenesis dan Patofisiologi
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin)
dari bakteri Gram positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1
hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang
mengalami cedera (periode inkubasi). Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit
penting yang manifestasi klinis utamanya adalah hasil dari pengaruh kekuatan
eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri, botulisme).Tempat masuknya kuman
penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah,
lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah, trauma
pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan
luka pada pembedahan.
Pada
keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel vegetatif.
Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
melalui peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas
pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak. Gejala
kronis yang ditimbulkan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan
dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak
terkontrol.Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan
untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol),
sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan
wajah. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan dan rasio kematian
sangatlah tinggi.
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada
mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari
vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya
menerima booster.
Pada seseorang yang memiliki luka, jika :
1.
Telah menerima booster tetanus dalam
waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
2.
Belum pernah menerima booster dalam
waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
3.
Belum pernah menjalani vaksinasi atau
vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan
secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan
bakteri Clostridium tetani.
- See more at:
Untuk mengobati orang yang terkena Tetanus, bisa dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu :
·
Untuk menetralisir racun, diberikan
immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk
mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang ada mati.
·
Obat lainnya bisa diberikan untuk
menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot.
Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang
tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator
untuk membantu pernapasan.
·
Makanan diberikan melalui infus atau
selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita
sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk
batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.
·
Untuk mengurangi nyeri diberikan
kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan
denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena
infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya
Daftar Pustaka
Nama-Nama kelompok 8
Nini Astiwijaya (NH0513065)
Nurcahyani
Jibollah (NH0513069)
Ulfa
Ramadhani (NH0513102)
Kardina
(NH0513047)
Elisabeth
Limbong (NH0513021)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar